If you know businesses planting
seedlings will bring a sizable income, then you will be competing for the
immediate use of the remaining land in Indonesia this earth to be an example of
a model plant seed products that will be marketed. It's a good thing because
with developing business greening plants, the air in the earth is also getting
better.
Hal ini untuk memacu agar
masyarakat tertarik menanam pohon, Kementerian Kehutanan (Kemenhut)
menggulirkan sejumlah program penanaman. Diantaranya adalah Kebun Bibit Rakyat
(KBR). Pemerintah mengalokasikan batuan pengadaan bibit Rp 50 juta per unit
KBR. Menurut Dirjen Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial
Kemenhut Harry Santoso, pembangunan KBR juga bisa diarahkan untuk mendukung
pengembangan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti bambu, sutera, mangrove,
atau nyamplung. “Bibit pada KBR tidak mesti tanaman berkayu, tapi juga bisa
untuk pengembangan HHBK,” kata dia. Dia memaparkan, tanaman bambu yang selama
ini dianggap sebagai tanaman sekunder ternyata mempunyai nilai komersial yang
tinggi. Di sejumlah negara, bambu banyak digunakan seperti produk kayu karena
memiliki keindahan juga kekuatan. “Bambu kini bisa dimanfaatkan untuk berbagai
proyek infrastruktur seperti gedung, bahkan airport,” kata Harry.
Mungkin ini hal yang kurang menarik perhatian bagi sebagian banyak
orang karena masih banyak perusahaan yang berlomba - lomba membangun gedung,
apartment, hotel, dan lain banyaknya dengan dalih untuk membuat Indonesia
modern dengan adanya gedung - gedung bertingkat. Tentunya hal ini tidak bisa
dijalani begitu saja tanpa adanya area - area penghijauan untuk menyeimbangkan
udara di bumi ini. Maka dari itu menurut saya mungkin di masa yang akan datang
berbisnis bibit tanaman penghijauan dapat menarik perhatian banyak orang.
Bibit tanaman hijau yang sekarang ramai di perbincangkan untuk
program penghijauan Nasional adalah Bibit unggul kayu Jabon. Kayu Jabon sering dimanfaatkan sebagai bahan pembuat
alat perlengkapan rumah tangga, seperti meja, kursi atau juga rak. Di luar
negeri, kayu jabon disukai karena karakternya yang ringan sehingga mudah untuk
dibawa. Karena rumah di luar negeri banyak yang menggunakan arsitek bertingkat,
sehingga peralatan dari bahan kayu Jabon ini mudah untuk dibawa. Di sisi lain,
industri kayu lapis pun pada saat ini cenderung memilih kayu Jabon sebagai
pengganti kayu sengon untuk bahan dasar pembuatan kayu lapis. Hal ini karena
kayu Jabon memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh kayu sengon.
Misalnya, jenis kayunya yang lebih putih, jumlah mata kayu yang tidak terlalu
banyak, arah tegakan kayu yang lebih lurus dan yang paling penting adalah
karakter serat kayu Jabon dinilai sesuai untuk pembuatan veneer pada industri
kayu lapis. Sehingga kayu jabon ini banyak dimanfaatkan sebagai bagian muka dari
kayu lapis.
Namun pemasaran
kayu jabon merupakan salah satu hal yang masih banyak ditakutkan oleh mereka
yang hendak melakukan investasi kayu jabon tersebut. Hal ini karena mereka
takut setelah memasuki masa panen, pohon jabon mereka tidak laku di pasaran.
Ketakutan
seperti ini tentu saja tidak beralasan. Sebab, dengan mengenal karakter pohonJabon secara
keseluruhan, kita tidak perlu merasa khawatir bahwa tanaman jabon yang kita
pelihara tidak akan laku di pasaran.
Untuk itu demi meningkatkan kesadaran kita dalam peduli akan bumi ini dengan menanam pohon, mungkin cara ini dapat efektif. Yaitu sambil kita berbisnis namun kita juga masih tetap menghirup udara segar setiap harinya dari pohon - pohon yang telah kita tanam, dan manfaatnya pun juga bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk semua orang banyak. Save our earth, we will ! we will ! we trust that we can save our earth :D
Source :
- http://jabon.web.id/page/3/
- http://blogs.itb.ac.id/igist/2012/06/19/menhut-investasi-pohon-paling-menguntungkan/
- http://www.bisnis-jatim.com/index.php/2011/06/03/fki-go-green-bagikan-bibit-pohon-penghijauan/